
Malam itu hujan turun lumayan deras. Dari dalam mobil di parkiran Masjid Az-Zikra, saya melihat seorang nenek yang membawa payung dan mukena yang dikepit diantara lengannya, berjalan menembus derasnya hujan menuju masjid untuk shalat isya dan tarawih berjamaah. Pandangan saya tidak lepas, sampai sosok beliau yang berjalan terbungkuk menaiki anak tangga, menghilang masuk ke dalam masjid. Subhanalloh, saya kagum dengan semangat nenek itu untuk shalat berjamaah. Bisa jadi karena rumahnya dekat dengan komplek Az Zikra, tapi menembus hujan...MasyaAllah. Semoga Allah SWT merahmati setiap langkah nenek itu menuju mesjid dan memberinya kesehatan. Aamiin YRA.
Keesokan harinya sosok tua itu terlihat lagi sedang menyeret dua kantung besar plastik hitam. Saya yang sedang duduk di teras mesjid selesai mendengarkan ceramah subuh, langsung beranjak menghampiri beliau. Ternyata di ujung tangga sudah menumpuk kantung besar lainnya. Nenek Rohma namanya, sewaktu saya tanya nama beliau. Rumah nenek Rohma ini memang dekat dengan masjid. Nenek Rohma bilang, "Kata Bapak Ustadz Arifin, nenek harus selalu shalat di masjid." "kan sudah nenek2 mah boleh.... ", lanjutnya.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Dawud 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Shalat wanita di rumah adalah pengamalan dari perintah Allah agar wanita diam di rumah. Namun demikian, jika wanita ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang.
Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim 442).
Keesokan harinya sosok tua itu terlihat lagi sedang menyeret dua kantung besar plastik hitam. Saya yang sedang duduk di teras mesjid selesai mendengarkan ceramah subuh, langsung beranjak menghampiri beliau. Ternyata di ujung tangga sudah menumpuk kantung besar lainnya. Nenek Rohma namanya, sewaktu saya tanya nama beliau. Rumah nenek Rohma ini memang dekat dengan masjid. Nenek Rohma bilang, "Kata Bapak Ustadz Arifin, nenek harus selalu shalat di masjid." "kan sudah nenek2 mah boleh.... ", lanjutnya.
Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Dawud 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Shalat wanita di rumah adalah pengamalan dari perintah Allah agar wanita diam di rumah. Namun demikian, jika wanita ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang.
Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim 442).
Setiap subuh nenek Rohma selalu shalat di masjid, biasanya dilanjutkan membaca Al Quran dan mendengarkan ceramah subuh, sampai waktu isroq/syuruq yaitu waktu matahari terbit dan beliaupun menegakkan shalat sunnah dua rakaat.
Barang siapa yang mengerjakan sholat subuh berjama’ah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan sholat 2 rakaat, maka pahala sholat itu baginya seperti pahala haji dan umrah,sepenuhnya,sepenuhnya,sepenuhnya.(HR. Tirmidzi )
Gelas dan botol bekas air mineral itu, beliau kumpulkan setelah shalat. Ketika saya tanyakan berapa keuntungan dengan mengumpulkan botol bekas, beliau menjawab, "murah sekali neng, satu karung hitam ini hanya dihargai seribu rupiah". Kaget juga saya mendengarnya. Kalau banyak orang lain juga yang mengumpulkan barang bekas, nenek Rohma hanya bisa mengumpulkan 5 kantung besar, hanya dapat lima ribu rupiah. "Cukup nek, untuk sehari-hari?" tanya saya kemudian." Alhamdulillah neng, cukup! Terkadang nenek masih dapat uang dari anak2, maupun dari masjid berupa shodaqoh, yang penting mah nenek sudah usaha, tidak menyusahkan orang lain, berapapun yang nenek dapat setiap harinya. Alhamdulillah selalu cukup. Kata ustadz juga, nenek harus selalu bersyukur dengan rezeki yang didapat, karena rezeki itu tidak hanya berupa uang saja. Nenek sehat juga itu rezeki", tambah beliau.
Sayapun tertegun mendengarnya, nenek Rohma ternyata cerdas. Ilmu agama yg didapat dari mengikuti kajian di Masjid Az Zikra, benar2 beliau pahami dan dilaksanakan. Dan beliaupun selalu menjalankan shalat lima waktunya di masjid. Dengan mengumpulkan gelas/botol bekas air mineral pun, katanya sekalian menjaga kebersihan masjid. Subhanalloh, di usianya yang semakin senja,beliau tetap belajar mendalami ilmu2 agama dan semakin khusyu dalam melaksanakan ibadahnya. Semoga Allah selalu memberikan usia yang barokah kepada beliau dan kesehatan. Aamiin YRA.
Barang siapa yang mengerjakan sholat subuh berjama’ah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan sholat 2 rakaat, maka pahala sholat itu baginya seperti pahala haji dan umrah,sepenuhnya,sepenuhnya,sepenuhnya.(HR. Tirmidzi )
Gelas dan botol bekas air mineral itu, beliau kumpulkan setelah shalat. Ketika saya tanyakan berapa keuntungan dengan mengumpulkan botol bekas, beliau menjawab, "murah sekali neng, satu karung hitam ini hanya dihargai seribu rupiah". Kaget juga saya mendengarnya. Kalau banyak orang lain juga yang mengumpulkan barang bekas, nenek Rohma hanya bisa mengumpulkan 5 kantung besar, hanya dapat lima ribu rupiah. "Cukup nek, untuk sehari-hari?" tanya saya kemudian." Alhamdulillah neng, cukup! Terkadang nenek masih dapat uang dari anak2, maupun dari masjid berupa shodaqoh, yang penting mah nenek sudah usaha, tidak menyusahkan orang lain, berapapun yang nenek dapat setiap harinya. Alhamdulillah selalu cukup. Kata ustadz juga, nenek harus selalu bersyukur dengan rezeki yang didapat, karena rezeki itu tidak hanya berupa uang saja. Nenek sehat juga itu rezeki", tambah beliau.
Sayapun tertegun mendengarnya, nenek Rohma ternyata cerdas. Ilmu agama yg didapat dari mengikuti kajian di Masjid Az Zikra, benar2 beliau pahami dan dilaksanakan. Dan beliaupun selalu menjalankan shalat lima waktunya di masjid. Dengan mengumpulkan gelas/botol bekas air mineral pun, katanya sekalian menjaga kebersihan masjid. Subhanalloh, di usianya yang semakin senja,beliau tetap belajar mendalami ilmu2 agama dan semakin khusyu dalam melaksanakan ibadahnya. Semoga Allah selalu memberikan usia yang barokah kepada beliau dan kesehatan. Aamiin YRA.