
Kami sekeluarga selalu mudik kalau lebaran, kalau tidak ke Palembang, tempat suami saya berasal, kami mudik ke Kuningan, dimana orangtua saya tinggal. Cape? Repot? So Pasti lah, selain pakaian yang harus dipersiapkan, makanan juga tidak boleh terlewatkan, makanan ringan/snack juga makanan berat. Walaupun kami bisa berhenti ditempat makan/ rest area/ restaurant. Saat mudik antriannya akan panjang. Minumanpun selalu saya siapkan satu boks air mineral gelas (bisa digunakan juga saat emergency kalau ke toilet tidak ada air...). Kerap terjadi disaat mudik, belajar dari pengalaman, gunakan toilet di masjid daripada toilet umum, yang mengantri lebih sedikit.
Karena sering mudik, kami memiliki tempat /masjid favorit untuk beristirahat. Ada nilai silaturahim saat kita mudik. Semua rintangan menjadi tidak terasa. Kami pernah mengalami mudik terberat, tertahan di Pelabuhan Merak selama 10 jam, dalam kondisi puasa. Akhirnya harus batal puasanya. Saat itu ada dua dermaga yang tidak beroperasi kearena masih dalam taraf perbaikan, sehingga kapal Roro harus bergantian untuk berlabuh.
Belajar dari pengalaman itu, akhirnya kalau kami mudik selalu setelah shalat Ied. Setelah kami bermaaf maafan dengan tetangga, jadi perjalanan mudik terasa lebih santai...... Apalagi anak2 juga sudah besar, mereka suka protes kalau harus membatalkan puasanya dijalan, dan mereka juga sedang belajar beri'tikaf di masjid di malam 10 hari akhir ramadhan.

Saat itu kami berangkat malam dari rumah, sampai pelabuhan Merak jam 3 malam. Suasana tidak terlalu ramai tetapi cukup padat, ada lima dermaga yang dibuka. Setiap hari ada 24 ferry.kapal roro yang mengangkut penumpang dari Merak ke Bakauheni atau sebaliknya. Penyebrangan memakan waktu kurang lebih dua jam, kali ini saat berangkat, kendaraan kami parkir dalam lambung kapal. Saat kepulangan kendaraan kami parkir diatas kapal. Suasana kapal tidak terlalu ramai, sehingga terasa nyaman, kamipun bisa tertidur nyenyak, ha ha ha...,
Fasilitas setiap kapal berbeda. Tempat duduk ada yang kelas ekonomi, bisnis dan VIP. Ada tambahan biaya untuk duduk di kelas bisnis dan VIP. Toilet dalam kapal cukup bersih. Juga cafe tersedia. Cukuplah kalau hanya untuk menikmati segelas teh manis/kopi panas, pop mie. Musholapun cukup memadai, bagi yang ingin melaksanakan shalat lima waktu. Tetapi jangan coba2 untuk tidur di mushola akan di usir oleh petugasnya, kecuali kalau penumpangnya penuh, lain lagi ceritanya, mushola akan berubah fungsinya menjadi tempat duduk penumpang. |
