tientresniati.com
  • Home
  • Travelling
  • Hobies
  • Sekolahku
  • Cahaya Hati
  • Umum
  • Blog

My Notes....

I write anything that might be useful for Readers...

Kirim komentar

Mudik Yuuukkk...

8/24/2013

1 Comment

 
PictureSalah satu kapal Roro yang sedang berlabuh, yang akan membawa kami menyebrangi selat sunda menuju Pelabuhan Bakauheni/Lampung (tribunenews/kompas)
Acara mudik lebaran selalu membuat sensasi/cerita tersendiri. Sebagai contoh ada pergerakan massa yang sangat luar biasa, dari kota ke desa, atau dari kota ke kota. Walau katanya mudik itu identik dengan macet,cape dsb, tetapi tetap semangat untuk dijalani. Mudik adalah satu peristiwa yang tidak saja berhubungan dengan nuansa religius, tetapi juga memiliki nilai sosial, budaya, dan ekonomi. 

Kami  sekeluarga selalu mudik kalau lebaran, kalau tidak ke Palembang, tempat suami saya berasal, kami mudik ke Kuningan, dimana orangtua saya tinggal. Cape? Repot? So Pasti lah, selain pakaian yang harus dipersiapkan, makanan juga tidak boleh terlewatkan, makanan ringan/snack juga makanan berat. Walaupun kami bisa berhenti ditempat makan/ rest area/ restaurant. Saat mudik antriannya akan panjang. Minumanpun selalu saya siapkan satu boks air mineral gelas (bisa digunakan juga saat emergency kalau ke toilet tidak ada air...). Kerap terjadi disaat mudik, belajar dari pengalaman, gunakan toilet di masjid daripada toilet umum, yang mengantri lebih sedikit. 

Karena sering mudik, kami  memiliki tempat /masjid favorit untuk beristirahat. Ada nilai silaturahim saat kita mudik. Semua rintangan menjadi tidak terasa. Kami pernah mengalami mudik terberat, tertahan di Pelabuhan Merak selama 10 jam, dalam kondisi puasa. Akhirnya harus batal puasanya. Saat itu ada dua dermaga yang tidak beroperasi kearena masih dalam taraf perbaikan, sehingga kapal Roro harus bergantian untuk berlabuh. 

Belajar dari pengalaman itu, akhirnya kalau kami mudik selalu setelah shalat Ied. Setelah kami bermaaf maafan dengan tetangga, jadi perjalanan mudik terasa lebih santai...... Apalagi anak2 juga sudah besar, mereka suka protes kalau harus membatalkan puasanya dijalan, dan mereka juga sedang belajar beri'tikaf di masjid di malam 10 hari akhir ramadhan.

Picture
Kapal Roro di Pelabuhan Merak/Banten
Picture
Kapal Roro di Pelabuhan Bakauheni Lampung
Picturesuasana didalam ferry terasa lenggang...
Lebaran kemarin, kami mudik seminggu setelah lebaran, bertepatan dengan pernikahan keponakan kami di Palembang. Kami berangkat berenam. Perjalanan ke Palembang memakan waktu hampir 16 jam. Terhitung berhenti untuk istirahat. Kalau menggunakan pesawat terbang hanya dua jam. Ada sensasi tersendiri kalau mudik lewat darat, yaitu menyebrang menggunakan ferry. 

Saat itu kami berangkat malam dari rumah, sampai pelabuhan Merak jam 3 malam. Suasana tidak terlalu ramai tetapi cukup padat, ada lima dermaga yang dibuka. Setiap hari ada 24 ferry.kapal roro yang mengangkut penumpang dari Merak ke Bakauheni atau sebaliknya. Penyebrangan memakan waktu kurang lebih dua jam, kali ini saat berangkat, kendaraan kami parkir dalam lambung kapal. Saat kepulangan kendaraan kami parkir diatas kapal. Suasana kapal tidak terlalu ramai, sehingga terasa nyaman, kamipun bisa tertidur nyenyak, ha ha ha..., 

Fasilitas setiap kapal berbeda. Tempat duduk ada yang kelas ekonomi, bisnis dan VIP. Ada tambahan biaya untuk duduk di kelas bisnis dan VIP. Toilet dalam kapal cukup bersih. Juga cafe tersedia. Cukuplah kalau hanya untuk menikmati segelas teh manis/kopi panas, pop mie. Musholapun cukup memadai, bagi yang ingin melaksanakan shalat lima waktu. Tetapi jangan coba2 untuk tidur di mushola akan di usir oleh petugasnya, kecuali kalau penumpangnya penuh, lain lagi ceritanya, mushola akan berubah fungsinya menjadi tempat duduk penumpang. 
Picture
melaksanakan shalat di Mushola kapal
Perjalanan malam hari selama dua jam tidak terasa lama. Kalau kita duduk di luar kapal, bisa menikmati indahnya cahaya bintang di langit,kerlap kerlip lampu di dermaga juga hamparan luas samudra yang tiada batas serta sepoi sepoi angin malam, Subhanalloh, Maha Suci Allah, yang telah menciptakan jagad raya ini bersama  isinya, Fabiayyii Aalaa  irobbikumaa Tukadzdzibaan, Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman 13)
Picture
kendaraan roda empat, siap2 masuk dalam lambung kapal roro...
Picture
Parkir kendaraan roda empat diatas kapal roro...
Picture
Selain pemandangan alamnya, dari kapal fery kita bisa melihat atraksi anak2 pemburu koin atau yg sering disebut Silem, mereka akan terjun ke dasar laut untuk memburu koin/uang recehan yang dilempar oleh penumpang kapal fery. Tidak main2, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan uang antara Rp 40.000 - 50.000, kalau sedang ramai seperti lebaran, mereka bisa dapat Rp 70.000. Atraksi ini tentu saja mengandung resiko, kerap mereka diusir oleh petugas keamanan kapal, dengan langsung disuruh terjun ke laut.

Picture
Picture
Atraksi Silem, bocah pemburu uang koin...
1 Comment
ajid link
4/18/2022 11:33:27 pm

saya sudah siap untuk mudik

Reply



Leave a Reply.

    Author

    Saya Tien Tresniati lahir dan besar di Bandung. Saya suka membaca puisi dan menulis. Semoga apa yang saya sampaikan melalui media web ini bermanfaat bagi Anda semua.

    Archives

    December 2021
    January 2018
    July 2016
    January 2016
    December 2015
    September 2015
    December 2014
    November 2014
    August 2014
    July 2014
    February 2014
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013

    Categories

    All
    Anak Anak
    Anak-anak
    Cahaya Hati
    Hikmah Doa
    Keluarga
    Sekolahku
    Seni Dan Budaya
    Travelling

    RSS Feed

Designed by GreatWebPortal.Com