tientresniati.com
  • Home
  • Travelling
  • Hobies
  • Sekolahku
  • Cahaya Hati
  • Umum
  • Blog

My Notes....

I write anything that might be useful for Readers...

Kirim komentar

Hari ke - 3 Bangkok's, Floating Market, Wat Pho & Pitchbury Rd

1/3/2016

0 Comments

 
Picture

Floating Market (DAMNERN SA - DUAK)

Picture
Tertarik dengan tawaran Ms Rainbow, PC nya Taxi and Tour Service, Prabhirarb Co.,Ltd. saat tiba di Don Muang Airport, untuk mengikuti 1 day tour dengan tujuan Floating Market Damnern sa-duak, train market, tiger farm, Elephant village, Grand Palace, Wat -Po, Wat-Arun, China town. Apakah semua tempat ini terkunjungi dalam waktu 10 jam, wait and see ya...:)

Dengan biaya 2600 baht, akhirnya kami ikut 1 day city tour. Jam 08.00 AM sebuah van sudah siap menjemput kami di hotel. Supirnya ternyata pasangan muda, bisa berbahasa inggris. Ok lah, saya merasa aman, setidaknya kami bisa berkomunikasi.

Damnoen Saduak adalah Floating Market yang sangat terkenal di Thailand. Perjalanan menuju  Damnoen Saduak Floating Market,memakan waktu hampir 2 jam, 110 km keluar kota Bangkok menuju Utara. Kami menikmati tour ini, selain vannya bagus dan nyaman, sopirnya juga mengendarai vannya tidak ngebut. Selepas kota Bangkok, pemandang sekitarnya adalah pesawahan dan tambak garam. Dipinggiran jalan berdiri kios2 yang menjual garam berkarung-karung. Juga ada perkebunan penduduk yang memproduksi gula dari kelapa.

Sesampainya di tempat parkiran, sudah terlihat banyak bus, van dan taxi yang parkir. Kami turun dan duduk di tempat parkiran untuk mengantri lagi, karena menuju floating market kita harus naik boat, sejenis perahu panjang yg bermotor. Sesampai di depan meja tiket, cukup kaget juga ternyata kami harus membayar perahunya,  ada beberapa paket mulai dari 3000 baht, 4000 baht, dan 7000 baht. Tempat yg dikunjungi berbeda-beda sesuai dgn paket yang dipilih, dan maksimum penumpang boat hanya 5 orang, berarti untuk rombongan kami harus memakai 2 perahu, setelah tawar menawar, akhirnya kami memakai satu perahu 4000 baht untuk berenam, krn satu teman kami memilih untuk menunggu,  tidak tahan kalau berperahu selama kurang lebih 1,5 jam.

Kami naik perahu yang berekor panjang. Harus hati2 saat naik perahunya. Air sungai cukup bergelombang. Suara mesin perahu cukup nyaring terdengar, nyaris ngebut walau berjalan di kanal2 yang tidak terlalu besar. Tetapi mulai pelan saat belok atau berpapasan dengan perahu lain. Kiri kanan ada perkebunan kelapa, juga rumah penduduk yang terbuat dari kayu2. Terkadang perahu berhenti di depan toko2 souvenir, harganya cukup mahal, kecuali pandai menawar.  Toko2 souvenir atau food courtnya dibangun dipinggiran kanal2, kiri dan kanan, ada juga penjual makanan yang memakai perahu. Sesampainya di pusat pasar, terlihat sangat macet dan terkadang perahu harus mengantri untuk memberi jalan perahu lain yang datang berlawanan arah, atau menunggu kalo pas perahu di depan kita sedang membeli makanan kecil khas thai. Banyak sekali jenis makanan yang dijual ibu2 dari perahu dan mereka cekatan sekali saat melayani pembeli. Ada es krim kelapa, durian dan sticky rice ,manggo stiky rice, kue2 basah juga kelapa muda dll. Suasana seperti itu yang mewarnai floating market, antara suara mesin perahu, kemacetan dan suara pedagang yang mengajak penumpang perahu untuk sekedar mampir di depan tokonya.

WAT-PHO & Pitchbury Rd

Touring floating market berakhir jam 12.00 PM, kami meneruskan perjalanan menuju Grand Palace, tepat jam 02.00 PM, Sedang panas2nya. Karena kami sudah merasa cape, kunjungan ke Grand Palace kami skip dulu. Pilihan jatuh mengunjungi Wat-Po, yang terletak tidak jauh dari Grand Palace dan tidak terlalu luas tempatnya. Setelah kami membayar tiket masuk 100 Baht, dan tiket masuk bisa ditukar dengan sebotol air mineral, kami langsung memaski kuil di mana ada patung Budha dalam posisi tidur. Untuk memasuki area tersebut, kami harus melepaskan sandal/ sepatu dan mengantonginya dalam kantong kain yang telah disediakan.
PictureReclining Buddha, foto by wikipedia
Wat-Pho, merupakan salah satu kuil tertua dan terbesar di Bangkok, terletak sebelah selatan dari Grand Palace. Wat - Pho terkenal dengan patung Budha tidur (Reclining Buddha) terpanjang di Thailand, sepanjang 46 m dengan tinggi 15 m. Patung tidur Budha ini terbuat dari bata, gips dan lapisan emas. Telapak kakinya dilapisi dengan 108 lakshana (lambang suci Budha) yang terbuat dari mutiara. Sayang sekali saat kami ke sana area telapak kaki Budha sedang mengalami renovasi, jadi ditutupi.

Di koridor aula tempat patung ini berada terdapat 108 mangkuk perunggu yang melambangkan 108 sifat-sifat keberuntungan Budha, sehingga menjatuhkan koin di mangkuk ini dipercaya dapat membawa keberkahan. Wat-Pho ini didirikan saat pemerintahan King Rama I. Sejak tahun 1960-an didirikan sekolah pemijatan terbaik di Thailand, sehingga Wat-Pho terkenal sebagai pusat pengobatan tradisional. Ada 4 macam course yang terkenal yaitu, 4 courses in Thai Medicine - Thai Pharmacy, Thai Medical Practice, Thai Midwife Nurse and Thai Massage.

​Di halaman luar kuil ini terdapat kurang lebih 100 Chedi, ada sebagian yang digunakan untuk menyimpan abu jenazah keluarga, 71 chedi.

Pitchbury Rd, pusat jajanan/Resto Halal

PictureTom yamnya, muaannntttaaabbb...!
Setelah seharian touring, perut kami sudah benar2 lapar. Selama dalam perjalanan hanya diisi snack, buah dan minum saja. Waktu sudah menunjukan pukul 04.00 PM, sisa rent van hanya tinggal dua jam lagi. Setelah selesai kunjungan di Wat-Pho, kami putuskan untuk makan siang di daerah Pitcbury Rd, tempat restoran halal sepanjang jalan tersebut, dekat dengan Kedutaan besar Indonesia, dan banyak keluarga Indonesia juga yang menetap di daerah tersebut.

Kami mencoba maksi di Restaurant Madina. Pilihan menu jatuh pada tomyam seafood, nasi ayam kailan,  nasi sapi rempah, dan mie ayam bakso. Rasanya pas di lidah, mungkin mie ayam baso nya saja yg sy coba dari teman agak berbeda dgn rasa di indonesia. Tapi teman saya yg satu ini doyan mie ayam, habis juga satu porsi mangkuk besar.

Setelah makan siang yang kesorean :). jam 5.30 PM, kami kembali ke hotel. Ternyata dalam waktu 10 jam yang tersedia, kami hanya mampu mengunjungi dua tempat saja, perjalanan yang cukup jauh sudah memakan waktu hampir 4 jam pp. Kami juga harus menghargai teman saya yg sdh terlihat cape. Rombongan saya kali ini ada yang senior usia 65 tahun, beliau selalu ikut traveling dengan saya, baik waktu ke KL dan ke Singapore, dan yang paling muda usia 16 tahun.

Setelah mandi, shalat Magrib dan Isya, kami berjalan kaki menuju BTS Phrom Phong untuk memenuhi undangan teman saya yang tinggal di Bangkok, Ayoe Indria. Beliau mengajak kami untuk mencoba Street food di waktu malam hari. Sepanjang jalan ramai oleh pedagang Street food yang mengelar meja dan kursi di pinggir jalan. Sebelum naik ke BTS, kami sekali lagi mampir ke Naraya Outlet  dan Sephora outlet yang terletak di Emporium Plaza. Tidak pernah bosan masuk Naraya Store, saya membeli tas dan dompet kacamata untuk kacamata saya.
Menuju Pitchbury Rd, kami naik Skytrain dari bts Prhom Phong, turun di bts Ratchathevi, jalan sekitar 200 m menuju Pusat Halal Street Food. Teman saya, Ayoe sudah menunggu saat kami turun dari eskalator bts Ratchahevi. Sepanjang jalan sudah terlihat meja dan korsi yang digelar di sisi jalan, melewati restauran Medina tempat kami maksi tadi. Tujuan kami penjual Tom Yam Gung. Pedagangnya keluarga muslim Thailand, pilihannya ada tom yum ikan atau tom yum ayam, bisa polos atau ditambah mie atau kwetiau.

Saya perhatikan banyak orang indonesia yang sedang makan malam. Kebanyakan pelajar indonesia, info dari teman. Setelah tersaji, tdk sabar untuk mencicipi langsung tom yum nya. Maklumlah, saya penggemar berat Tom yum :). Wow, enak bangeeettt rasanya, bener2 asli Thai, satu mangkok penuh Tom Yum habis disikat, ini lapar atau suka ya... beda tipislah.. ha ha ha. Tapi memang rasa tom yum nya mak'nyuuuussss banget...sehingga sepakat sama teman2, terakhir makan malam akan makan Tom yum lagi, naik skytrainpun jadilah....

Kenyang makan Tom Yum, Ayoe masih menawarkan teh tarik dan martabak pisang. Karena sudah kenyang, akhirnya martabak pisang dan sate baso sapi, baso ikan, baso ayam dibawa pulang. Khasnya kalo kita makan di restaurant atau Street Food, selalu disediakan air putih dan masing2 cangkir sudah berisi es batu. Orang Thai penggemar minum dengan  es batu.

Karena apartemen Ayoe sudah deket, kamipun berjalan kaki mampir ke apartemennya. Sayang tidak bertemu putra/i nya yang sudah tidur. Ayoe dan keluarga, sudah 3 tahun tinggal dan bekerja di Bangkok. Putra/i nya sekolah di sekolah Kedutaan Indonesia, yang jaraknya dekat dari apartemen. Kamipun sempat mampir ke Masjid Darul Aman. Sayang tidak bisa masuk ke dalam karena sudah dikunci, sudah jam 11.00 PM.  Kembali ke Hotel, kami gunakan dua taksi, hanya 100 baht sampai hotel. Thanks Ayoe for your hospitality :). Semoga Allah  SWT senantiasa menambahkan barokah dan  rizqi Ayoe dan keluarga, dan sukses selalu di negeri orang.  Aamiin YRA.
0 Comments

Traveller@SG, Singapore...

11/12/2013

0 Comments

 
Picture
Bulan Oktober kemarin, saya berangkat lagi mengnjungi Singapore bersama 15 teman-teman saya. Ada teman pengajian, ada teman satu komplek, ada saudara juga, rame deh... Ada yang usianya diatas 50 tahun (5 orang) ada teenagers (2 orang), sisanya seumuran deh sama saya...ha ha ha, biar berasa muda gitu..... Sayangnya ada satu teman yg tdk jadi berangkat, saat check ini, dia salah membawa pasport, pasport lama yang terbawa dan sudah expired, sayang sekali...... Sebenarnya masih bisa c ikut penerbangan selanjutnya, tp teman saya ini tidak pede katanya kalo terbang sendiri....hangus deh tiketnya :(
Picture
Butuh waktu juga untuk memutuskan akan menginap di mana, dengan rombongan 15 orang (adminnya saya sendiri, merangkap semuanya, ha ha ha.....). Saat buka www.Booking.com, yang menjadi kriteria adalah Hostel/backpackers/guesthouse dan yang dekat dengan MRT Station. Maklum bawa ibu2, tentengannya suka banyak....sudah terbukti saat ketemuan di meeting point, suitcase nya besar2 dan ada lagi  yang ditenteng. Padahal sudah 2 x briefing, no bagasi...tetap ibu2..... Ada dua hostel yang menjadi pilihan, setelah konsultasi dengan teman2 di Backpackers Malang, pilihan jatuh dan kami stay di Traveller@SG, daerah Lavender. Pilihan yang tepat sekali dan memuaskan teman2 (Big Thanks to Mas Andreas Prayoga, good advice, jangan bosan ya, kalo saya tanya2 lagi.... :)

Picture
Enaknya kalo booking hotel lewat www.booking.com, bayarnya di tempat dan juga masih bisa di cancel, walau ada dateline cancellation nya. Kami terpisah menjadi 3 kamar, dua kamar full diisi oleh kami isi 8 dan isi 4, yg tiga harus bergabung dengan anggota kamar yang berbeda bangsa, walau perempuan semua (belajar bertoleransi c, teman pernah kena complain karena menyalakan lampu jam 4 subuh, tp setelah diterangkan kalau mereka harus shalat subuh, mengerti juga c, tapi tetap dgn notice tdk pake ribut).

Kami menginap 3 malam, masing2 kena S$66 include breakfast. Lokasi Traveller@SG, strategis banget. Dua blok dari MRT Station Lavender, dan satu pemberhentian menuju Station Bugis (teman yang hobby belanja, bisa jalan sendiri ke Bugis tanpa harus ditemani saya). Station Lavender ini berada di jalur hijau, mudah menjangkau tempat wisata, semua satu jalur, begitu juga kalo mau ke Changi Airport.
 
Pertama masuk ke Traveller@SG, langsung berhadapan dengan front desk officer di mana Jeromee dengan senyum manisnya sdh menunggu kami. Setelah urusan pembayaran selesai dan saya juga tdk harus membayar  cancelation Fee (karena teman yg tdk jd ikut itu, thanks jeromee, kamu baik banget deh... :) kami menuju kamar masing-masing. (Saya perhatikan jg, orang yg nginap datang dan pergi, tdk pernah kosong deh hostelnya). Kesan pertama masuk, ruangannya minimalis, bersih dan rapih. Warna merah banyak mendominasi interior bangunannya. Juga permainan shapenya di dapur maupun bathroomnya. Ibu2 langsung suka suasananya. Kamar tidurnya terbuat dari kayu ramin, bersih dan wangi sheet nya, Bathroomnya selalu bersih,  shampoo dan sabun mandi cair, always full... :). Tempat jemur, handuk terjejer rapih yg menempel di tembok. 

Picture
Picture
Picture
Picture
Breakfastnya tersedia komplit banget dan banyak, selain roti ada cereal dan oatmeal, teh, coffee dan fresh milk, semuanya self service, tapi tetap harus mencuci sendiri gelas/ piring bekas pakainya. 

Karena kami harus chek out nya malam, maklum dapat early chek-in di Changi, Jeromee dengan baik hati menyediakan roti untuk bekal kita buat sandwich katanya, duuuhhhh baik banget nich orang.  Jadi ingat waktu nginap di KL dengan rombongan yang sama walau 24 orang, roti nya tuh sudah dipotong-potong, telat dikit kehabisan deh...

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Didepan Traveller@SG...suasananya tidk bising, agak jauh dari keramaian, tapi strategis kemana mana (recomended banget deh....)
Picture
0 Comments

"Nyenyes Palembang VS Martabak HAR..."

9/5/2013

0 Comments

 

Nyenyes Palembang

Picture
Menyebut nama kota Palembang, imajinasi kita langsung ke makanan khasnya pempek atau land marknya Jembatan Ampera. Kali ini kita lihat yuuuk, kekhasan yg lain dari ibukota Sumatera Selatan ini. Kalo kita ke Yogyakarta tentunya tidak asing lagi dengan produk kaos lokal yang terkenal "DAGADU". Juga Bali dengan :"JOGER"--nya, 

Rupanya Palembangpun tidak mau kalah dalam mengeluarkan produk lokalnya. Ada beberapa nama (katanya), tetapi yang kami kenal adalah produk kaos "NYENYES", empat anak cowok saya suka banget dengan kaos NYENYES, selain bahannya enak, kata2 yang tertulis dikaos juga lucu2 dan harganya masih terjangkau. Outlet NYENYES banyak dijumpai di beberapa mall di kota Palembang. Saat kita masuk toko tersebut, langsung senyum2 sendiri membaca kata2 kelakar yang tertulis pada kaosnya.

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture

Martabak HAR

Picture
Picture
Kurang afdol kalau berkunjung ke kota Palembang tidak mampir ke Rumah Makan Martabak HAR. Dari segi penampilan dan ukuran, Martabak Har tampak tidak berbeda jauh dengan martabak telor kebanyakan,  Meski menggunakan bahan adonan yang sama, kulit martabak ini lebih renyah dan gurih karena dibuat sampai ketipisan tertentu. Agar kesegaran telur tetap terjaga, penjual martabak yang sudah terkenal ini tidak mengaduk telur  pada wadah tertentu melainkan telur langsung dipecahkan diatas kulit martabak di wajan besar.

Martabak HAR disajikan dengan gulai khusus yang merupakan campuran dari kentang rebus yang telah dihaluskan ditambah potongan-potongan daging dengan bumbu khas. Selain itu untuk penambah selera, martabak HAR ini meyediakan kecap asin dan potongan cabe rawit. Kalo soal rasanya, hm…. mantap dan maknyuss. Mangcek bilang, : "lemak nian…" (yang artinya enak sekali).Karena ukurannya besar, satu porsipun sudah cukup mengenyangkan...tp tdk untuk anak2 saya, jatah mereka dua porsi ha ha ha...


Picture
Picture
Picture
Picture
Martabak HAR diambil dari nama penciptanya pertama kali yaitu Haji Abdul Rozak, seorang ulama keturunan India di Kota Palembang. Terakhir kami ke sana, satu porsi dijual Rp 15.000. Rumah Makan Martabak HAR yg asli (karena banyak juga yg menjual martabak dengan nama martabak har) berlamat: Jl. Jendral sudirman 120/39 (Sebelum naik Jembatan Ampera). Buka dari jam 6.00 - 23.00.
0 Comments

Mudik Yuuukkk...

8/24/2013

0 Comments

 
PictureSalah satu kapal Roro yang sedang berlabuh, yang akan membawa kami menyebrangi selat sunda menuju Pelabuhan Bakauheni/Lampung (tribunenews/kompas)
Acara mudik lebaran selalu membuat sensasi/cerita tersendiri. Sebagai contoh ada pergerakan massa yang sangat luar biasa, dari kota ke desa, atau dari kota ke kota. Walau katanya mudik itu identik dengan macet,cape dsb, tetapi tetap semangat untuk dijalani. Mudik adalah satu peristiwa yang tidak saja berhubungan dengan nuansa religius, tetapi juga memiliki nilai sosial, budaya, dan ekonomi. 

Kami  sekeluarga selalu mudik kalau lebaran, kalau tidak ke Palembang, tempat suami saya berasal, kami mudik ke Kuningan, dimana orangtua saya tinggal. Cape? Repot? So Pasti lah, selain pakaian yang harus dipersiapkan, makanan juga tidak boleh terlewatkan, makanan ringan/snack juga makanan berat. Walaupun kami bisa berhenti ditempat makan/ rest area/ restaurant. Saat mudik antriannya akan panjang. Minumanpun selalu saya siapkan satu boks air mineral gelas (bisa digunakan juga saat emergency kalau ke toilet tidak ada air...). Kerap terjadi disaat mudik, belajar dari pengalaman, gunakan toilet di masjid daripada toilet umum, yang mengantri lebih sedikit. 

Karena sering mudik, kami  memiliki tempat /masjid favorit untuk beristirahat. Ada nilai silaturahim saat kita mudik. Semua rintangan menjadi tidak terasa. Kami pernah mengalami mudik terberat, tertahan di Pelabuhan Merak selama 10 jam, dalam kondisi puasa. Akhirnya harus batal puasanya. Saat itu ada dua dermaga yang tidak beroperasi kearena masih dalam taraf perbaikan, sehingga kapal Roro harus bergantian untuk berlabuh. 

Belajar dari pengalaman itu, akhirnya kalau kami mudik selalu setelah shalat Ied. Setelah kami bermaaf maafan dengan tetangga, jadi perjalanan mudik terasa lebih santai...... Apalagi anak2 juga sudah besar, mereka suka protes kalau harus membatalkan puasanya dijalan, dan mereka juga sedang belajar beri'tikaf di masjid di malam 10 hari akhir ramadhan.

Picture
Kapal Roro di Pelabuhan Merak/Banten
Picture
Kapal Roro di Pelabuhan Bakauheni Lampung
Picturesuasana didalam ferry terasa lenggang...
Lebaran kemarin, kami mudik seminggu setelah lebaran, bertepatan dengan pernikahan keponakan kami di Palembang. Kami berangkat berenam. Perjalanan ke Palembang memakan waktu hampir 16 jam. Terhitung berhenti untuk istirahat. Kalau menggunakan pesawat terbang hanya dua jam. Ada sensasi tersendiri kalau mudik lewat darat, yaitu menyebrang menggunakan ferry. 

Saat itu kami berangkat malam dari rumah, sampai pelabuhan Merak jam 3 malam. Suasana tidak terlalu ramai tetapi cukup padat, ada lima dermaga yang dibuka. Setiap hari ada 24 ferry.kapal roro yang mengangkut penumpang dari Merak ke Bakauheni atau sebaliknya. Penyebrangan memakan waktu kurang lebih dua jam, kali ini saat berangkat, kendaraan kami parkir dalam lambung kapal. Saat kepulangan kendaraan kami parkir diatas kapal. Suasana kapal tidak terlalu ramai, sehingga terasa nyaman, kamipun bisa tertidur nyenyak, ha ha ha..., 

Fasilitas setiap kapal berbeda. Tempat duduk ada yang kelas ekonomi, bisnis dan VIP. Ada tambahan biaya untuk duduk di kelas bisnis dan VIP. Toilet dalam kapal cukup bersih. Juga cafe tersedia. Cukuplah kalau hanya untuk menikmati segelas teh manis/kopi panas, pop mie. Musholapun cukup memadai, bagi yang ingin melaksanakan shalat lima waktu. Tetapi jangan coba2 untuk tidur di mushola akan di usir oleh petugasnya, kecuali kalau penumpangnya penuh, lain lagi ceritanya, mushola akan berubah fungsinya menjadi tempat duduk penumpang. 
Picture
melaksanakan shalat di Mushola kapal
Perjalanan malam hari selama dua jam tidak terasa lama. Kalau kita duduk di luar kapal, bisa menikmati indahnya cahaya bintang di langit,kerlap kerlip lampu di dermaga juga hamparan luas samudra yang tiada batas serta sepoi sepoi angin malam, Subhanalloh, Maha Suci Allah, yang telah menciptakan jagad raya ini bersama  isinya, Fabiayyii Aalaa  irobbikumaa Tukadzdzibaan, Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? (Ar Rahman 13)
Picture
kendaraan roda empat, siap2 masuk dalam lambung kapal roro...
Picture
Parkir kendaraan roda empat diatas kapal roro...
Picture
Selain pemandangan alamnya, dari kapal fery kita bisa melihat atraksi anak2 pemburu koin atau yg sering disebut Silem, mereka akan terjun ke dasar laut untuk memburu koin/uang recehan yang dilempar oleh penumpang kapal fery. Tidak main2, dalam sehari mereka bisa mengumpulkan uang antara Rp 40.000 - 50.000, kalau sedang ramai seperti lebaran, mereka bisa dapat Rp 70.000. Atraksi ini tentu saja mengandung resiko, kerap mereka diusir oleh petugas keamanan kapal, dengan langsung disuruh terjun ke laut.

Picture
Picture
Atraksi Silem, bocah pemburu uang koin...
0 Comments

Kejutan Wheel Chair Service dari KLIA

7/13/2013

1 Comment

 
Oleh Tien Tresniati

Sering saya mendengar tentang "customer satisfaction" namun barangkali baru kali ini saya benar-benar "surprise" dan mengalami sendiri perbedaan pelayanan petugas Kualalumpur International Airport dengan Soekarno Hatta International Airport. Ini terjadi saat perjalanan pulang saya dan rombongan pengajian setelah selama 4 hari kami mengadakan wisata ke KualaLumpur. Dalam rombongan ada 24 peserta yang ikut dari usia 11 tahun sampai senior kami usia 72 tahun. Sebagai koordinator perjalanan, saya mengumpulkan semua pasport mereka karena akan check in di KLIA sehubungan dengan kepulangan kami ke Jakarta. 
Picture
saat check in di KLIA...
Petugas counternya seorang wanita muda yang ramah, menurut saya. Dia bilang begini: "Baik dibuat satu line saja, in front of my desk. Saya akan buat sebagai rombongan/group. Luggage tolong ditata rapih, supaya mudah kasih mark. Ok, disini ada tiga usia lanjut, are they need wheel chairs?" katanya. Saya balik bertanya: "Is there any additional costs for using wheel chairs?". "Tak adalah, Itu sudah our service", jawabnya dengan logat melayunya campur beringgris ria. 

Dalam rombongan kami memang ada tiga teman yang berusia diatas 70 tahun, yaitu ibu Lili, seorang instruktur yoga, terlihat kuat berjalan, juga ibu Nancy yang rajin senam seminggu 3x juga dalam kondisi fit. Jadi hanya ibu Ruminah yang kami kira memerlukan wheel chair, beliau juga sehat hanya sebulan yang lalu baru menjalani pengobatan kakinya, jadi agak lambat kalau berjalan. Saya tawarkan beliau untuk menggunakan wheel chair, karena perjalanan menuju pesawat lumayan agak jauh. Setelah semua setuju, dan saya juga harus mendampingi beliau, pihak airport menyediakan wheelchair beserta petugasnya yang akan mendorong sampai ke dalam pesawat. 

Selanjutnya pasport saya dan ibu Ruminah dipisahkan dari rombongan. Ternyata service itu tidak hanya sebatas penyediaan wheel chair saja. Disaat teman2 yang lain harus mengantri di Imigrasi dan pengecekan pasport, kami dilewatkan melalui jalur khusus yang kelihatannya diperuntukkan bagi yang menggunakan wheel chair dan pendampingnya. Pasport kami yang sedari tadi dipegang oleh petugas yang mendorong wheel chair, langsung di cap.  "Neng, raos geuning nya' nganggo kursi roda mah, teu kedah ngantri." kata ibu Ruminah. 

Saat naik monorailpun untuk menuju gedung yang lain, kami dipersilahkan masuk duluan, dan petugas pendorongpun tetap menjalankan tugasnya, walau saya bilang kita bisa bergantian dorong. Sepanjang jalan menuju tempat tunggu/boarding cukup jauh. Sambil bercerita ternyata menjadi cepat sampai. 

Petugas yang mendorong wheel chair, pegawai kontrak, seorang gadis usia kira2 18 tahun, baru lulus SMK jurusan pariwisata (saya lupa istilahnya kalau di KL). Anaknya cantik dan ramah. Walaupun beruniform tetap berjilbab rapih. Saat duduk menunggu pesawat datangpun, dia masih ikut menunggu (duuuhhh, kok saya bisa lupa ya, namanya ;( ). Dia bilang tugasnya baru selesai kalau yang dibawa sudah masuk dalam pesawat. Waktu masuk pesawat pun, kami dipersilahkan masuk duluan. Sayapun mengucapkan terima kasih atas bantuannya, dan dia bilang:"Nanti kalo sudah sampai, akan dijemput lagi pakai wheel chair". Sayapun mengangguk. Kejutan berikutnya kami mendapat tempat duduk dibarisan depan, sementara saya lihat teman-teman duduk dibelakang.
Picture
wheel chair yang disediakan oleh pihak bandara, sangat membantu sekali, terutama bagi yang sudah sepuh yang tidak kuat lagi berjalan jauh.
Picture
Ibu Ruminah menikmati banget duduk di kursi roda saat menaiki monorail menuju ruang keberangkatan...
Benar saja, saat kami tiba dan keluar dari pesawat, seorang petugas sudah siap dengan wheel chairnya. Oh iya, saat naik pesawat,kami dipersilahkan duluan, akan tetapi saat turun kami harus menunggu sampai penumpang turun semua. Pada saat pengecekan pasport di imigrasi pun kami melalui jalur khusus tidak ikut mengantri, dan petugas pun masih mendorong wheel chair sampai kami duduk diruang tunggu bus Damri yang akan membawa kami pulang ke Bogor. Berbeda dengan petugas di KLIA yang ramah dan murah senyum, petugas di Bandara Soeta ini rada jaim, mahal senyumnya. Duuuhhh, kenapa sih ngga ramah, sayapun jadi agak malas untuk mengajak ngobrol.

Saya jadi teringat saat keberangkatan ke KL, waktu check in petugas counternya di Soekarno hatta tidak menawarkan jasa "wheel chair"nya. Disatu pihak sayapun saat itu tidak tahu tentang pelayanan special bagi orang tua atau disable person. Padahal kan perjalanan ke pesawat juga di Soeta cukup panjang, selain menuruni anak tangga dan harus naik bus lagi. Saat itu walaupun kami saling menolong untuk menuntun teman kami, tapi kan setidaknya kalau ada wheel chair cukup membantu juga dan menghemat tenaga. Akhirnya saat tiba di KLIA pun tidak ada yang menjemput dengan wheel chair. 

Saya agak menyayangkan juga sikap petugas counter. Seharusnya saat chek in dia menawarkan apakah ada yang membutuhkan kursi roda, seperti yang ditawarkan saat kami check in di KLIA. Setidaknya pengalaman itu sangat berharga sekali buat saya, InsyaAllah, kalau melakukan perjalanan kembali dengan teman2, dan ada yang sepuh , saat check in saya akan menanyakan fasilitas wheel chair kepada petugas counter. Karena kalau dari awal sudah terdaftar menggunakan wheel chair, maka secara online, pelayanan itu akan berlanjut juga saat ketibaan di negara tujuan. 

Kenapa ya...negara kita yang terkenal dengan keramah tamahannya, menjadi tidak peduli, walau hanya untuk mengucapkan "apakah ada yang perlu kursi roda?!". Kayanya petugas counternya harus ditatar kembali deh, bagaimana cara melayani customer, terutama yang sudah sepuh atau disable person. Apakah standar pelayanan di Soeta memang lebih buruk daripada di Kualalumpur? Ini salah satu kemungkinannya, tetapi saya juga kebetulan baru memperhatikan satu aspek saja dari pelayanan keseluruhannya. Mungkin teman-teman punya pengalaman yang serupa?
1 Comment

Hari ke-4, 24 February 2013, Kembali ke Jakarta...

7/2/2013

0 Comments

 
Picture
Sarapan d restaurant yoezoep, kue dan donut bihun disiram kari, enak juga, mengenyangkan....
Picture
Rori cane dan teh tareek...
Time to go home.....Sudah dari semalam kami sibuk packing. Terlihat sekali koper sudah mulai beranak-pinak, alias bertambah. Atuh inimah namanya bukan ala backpacker ya...:) , Setelah shalat subuh berjamaah di masjid Nagara, dan sarapan terakhir di restauran yoezoep, kami pun segera merapihkan kembali koper2 kami.


Picture
Mendengarkan tausiah dari Bpk Ustadz Zubaedi, sebelum keberangkatan ke airport...
Picture

Rencana semula kami akan menggunakan taksi untuk ke bandara. Kurang lebih dibutuhkan 6 taksi. Tapi kemudiaan bapak pengelola penginapan menawarkan untuk menyewa bus mini saja. Mulanya agak sulit untuk sepakat soal harga sewa bus. Terlalu mahal. Tapi saya tetap minta harga nya diturunkan. Pengelola busnya bilang begni: "kalau ibu dari travel, saya bisa kasih harga travel. Lebih murah. Tapi ini kan private...saya tak bisa kasih harga yang ibu mau". 

Akhirnya pembicaraan saya alihkan dulu, saya ceritakan tentang rombongan kami panjang lebar, "ibu cakap kaya seorang guru saja, panjang lebar..." kata pengelola busnya, "Lho, memang saya seorang guru..". Jawab saya, "Are you Ce'Gu...", dia tanya lagi. "Yes, I am..." Jawab saya, "Kalau sama Ce' Gu, saya harus hormat, saya kasihlah harga yang Ce'Gu mau..., tp kalau nanti Ce'Gu dan rombangan kemari lagi, u can call my company, so i can jemput u from airport dan pusing2 di malay...". Ha ha ha... Alhamdulillah, akhirnya kami sepakat dengan harga yang kami mau. (Perasaan baru pertama kali ini, saya dapat diskon krn status saya sebagai guru, hrs hormat lagi..)
Picture
Dalam Bus, yg akan membawa kami k airport, bus nya nyaman dan bersih, sopirnya tidak ngebut malah bilang :"silahkan enjoy view ya sepanjang perjalanan , bas akan tiba on time..." merangseadivers@yahoo.com (websitenya bas)
Picture
Picture
Dalam bus pun, bapak ustadz Zubaedi memberikan tausiah tentang rasa syukur, krn sudah diberi kemudahan dalam perjlanan ini, dan semoga bisa kembali mengunjungi negara2 lain dan semoga selamat sampai tujuan. Aamiin
Picture
Picture
Alhamdulillah, walau saat itu KLIA cukup ramai, proses check in kami berjalan lancar, tidak over weight... Saya selalu suka suasana bandara. Juga KLIA megah sekali, person in charge di bagian ticketing juga ramah2 dan cekatan, Hanya kami harus bergantian saja menaikkan luggage kami ke tempat penimbangan. Setelah beres chek-in, kami naik monorail menuju tempat pemberangkatan...
Picture
Picture
Picture
Picture
saat check in, mengumpulkan passport dan koper2 siap ditimbang...
Picture
Dan, Alhamdulillah, kamipun sampai di tanah air dengan selamat...Thank U Allah for Your Blessing on Us...
Picture
0 Comments

Hari ke-3, 23 February 2013,  ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) & Pusat Pemerintahan Malaysia (Putrajaya)

6/29/2013

0 Comments

 
Picture
Picture
Seperti biasa kami shalat subuh berjamaah di Masjid Nagara. Sepanjang jalan kami menikmati gedung2 dan jalan-jalan lebar yang tertata rapih dan bersih, sehingga tidak terasa setiap Subuh kami berjalan 30 menit menuju Masjid Nagara. 

Hari ini setelah shalat Dzuhur, kami diundang oleh ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia) yang tempatnya agak keluar dari KualaLumpur. Karena masih ada waktu banyak, setelah sarapan pagi, kami akan menikmati pusat perbeanjaannya KualaLumpur yaitu daerah Bukit Bintang, dimana berjejer toko2 mewah yang tentunya menawarkan barang yang mewah dengan kualitas terbaik. 


Picture
jalanannya tampak lenggang dipagi hari, terlihat menara masjid jamek...
Picture
Tampak belakang kaswari walk
Kali ini kami akan menggunakan jasa bus Hop on - Hop off yang berhenti di objek-objek menarik dan bus nya gratis. Kami naik bus yang kebetulan terminalnya terletak di Pasar Seni. Dekat sekali dengan penginapan. Kami naik bus dengan route Pasar Seni - Bukit Bintang - Pasar Seni. Jadi bagi pemula akan mudah naik bus ini. Tidak akan tersesat. Di pagi hari daerah Bukit Bintang tidak seramai malam hari yg kata orang mah heboh, dihiasi lampu warna-warni, setiap sudut jalanan yang ramai selalu dipnuhi pedagang makanan, mau makanan ringan untuk camilan, atau mencari hidangan berat untuk mengisi perut yang sudah keroncongan, semuanya bisa didpatkan dengan mudah.Kami coba memasuki beberapa toko di sepanjang jalan itu. Harganya memang wow dengan kualitas yang wow juga. Dari situ kami masuk ke pusat perbelanjaan Pasar Wang. Katanya c Mangga duanya Malaysia. Memang banyak sekali toko-toko kecil menjajakan barang-barang murah, Tp kt teman2 masih lebih murah di central market.

Setelah berputar sebentar, kami kembali lagi naik bus hop on untuk kembali ke Pasar Seni. Jalan2 di Kuala Lumpur lebar-lebar dan bersih serta tertata rapih. Walau banyak perempatan dan pertigaan, sopir bus nya tetap menjalankan busnya dengan santai, tidak susul menyusul. Kami pun menikmati perjalanan singkat ini. Percaya apa tidak sopirnya seorang ibu yang sdh tidak muda. Beliau berasal dari Sumatra Barat, dan sudah lama menetap di KL. Kamipun turun di Pasar Seni, langsung menyebrang jalan dan masuk Central Market, Masih ada waktu untuk berbelanja...
Picture
Keren kan Drivernya bus Hop On Hop Off...
Picture
Picture
Picture


ABIM (Angkatan Belia Islam Malaysia)

Picture
Silaturahim ke ABIM merupakan salah satu agenda kami  yang telah dirancang oleh Bpk Ustadz Zubaedi, yang juga beliau merupakan anggota Dewan Da'wah Indonesia urusan kerja sama luar negeri. Ba'da dhuhur kami telah dijemput oleh utusan dari ABIM dengan menggunakan 2 buah van menuju daerah Kajang Selangor, dimana Markas ABIM berada.  ABIM menurut definisi mereka dalam bahasa melayu adalah sebuah gerakan yang bertunjangkan ilmu (knowledge based) dan memilih untuk mengambl sikap terbuka serta sederhana (moderate)berasaskan realiti masyarakat setempat disamping memegang teguh prinsip prinsip Islam serta kesepaduan ilmu, iman dan amal dalam rangka pembangunan manusia (http://upikke.staff.ipb.ac.id)

Picture
Pada dasarnya orangorang yang tergabung dalam organisasi ini adalah generasi muda yang aktif idalam gerakan da'wah, sosial,pendidikan,pembinaan generasi muda dan sukarelawan, kerjasama international dan advokasi. ABIM juga menerbitkan buku buku yang berkaitan dengan perkembangan Islam, seperti Islam dan Melayu, ABIM dan perjuangan Palestin, Teori Politik Islam yang jumlahnya cukup banyak dan mendapat dukungan dari pemerintah Malaysia. Tema gerakan sosial yang didukung oleh ABIM adalah "Pembangunan Keluarga Islam Secara Menyeluruh Berteraskan Syariah”, dengan pendekatan 3S (Pembangunan Sosial, Kebajikan Sosial, dan Masalah Sosial).
Picture
Picture
Gerakan dakwah yang patut dicatat dan ditiru dari ABIM adalah senantiasa berusaha meningkatkan pengetahuan tentang Islam kepada masyarakat bukan Islam untuk mengatasi sikap prejudis dan rasa takut terhadap Islam (Islamophobia). Caranya dengan membuka masjid-masjid agar boleh dikunjungi oleh orang bukan Islam. Kunjungan disambut oleh tenaga-tenaga sukarelawan yang terlatih agar dapat memberikan penjelasan tentang Islam.
ABIM juga menggerakkan rangkaian institusi pendidikan di peringkat pra-sekolah (TASKI), sekolah rendah (SERI), menengah (SEMI) di seluruh negara. Selain itu, ABIM juga mengelola pendidikan tinggi yang bernama Kolej Dar Al Hikmah (Institusi Pengajian Tinggi).
http://upikke.staff.ipb.ac.id
Picture
Menjalin kerjasama dengan gerakan pemuda Islam antarabangsa juga merupakan agenda yang digiatkan oleh ABIM. Oleh karena itu kehadiran kelompok kami dari pengajian Laladon Indah disambut dengan baik sekali oleh Presiden ABIM beserta jajarannya. Dalam diskusi pertemuan dengan ABIM kami mendapatkan masukan yang sangat berharga terutama di dalam upaya meningkatkan ukhuwah Islam. 
Picture
Picture
Picture

Pusat Pemerintahan Malaysia (Putrajaya)

PictureDi depan kantor Perdana Menteri Malaysia
Dalam perjalanan pulang, kami sempat mampir ke pusat pemerintahan Malaysia di Putrajaya dan berkunjung ke masjid 2 yang berada dalam komplek pemerintahan Putrajaya.Sebuah komplek pemerintahan yang indah dan bersih, serta tertata rapi, dengan arsitektur bangunan megah dan berkonsep modern, di Putrajaya tak ada kebisingan, kemacetan, riuh pedagang kaki lima atau bahkan yang namanya banjir.

Picture
jalan2 dalam komplek pemerintahan Malaysia, tampak lebar dan tertata rapi...
Picture
Picture
Picture
Di depan Masjid Putra
Picture
Picture
Mimbar khutbah (foto Ndang,kompasiana)
Picture
kubah masjid putra (foto Ndang,Kompasiana)
Picture
pertokoan di lantai bawah Masjid Putra (foto Ndang,Kompasiana)
Picture
Di depan Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin (Masjid Besi)
Picture
Masjid Tuanku Mizan Zainal Abidin, (foto wikipedia)
Picture
Di depan Jembatan diatas danau
0 Comments

Petronas Twin Tower

6/26/2013

0 Comments

 
Picture
Twin Tower senja dan malam hari...
Picture
Jam 4 sore kami sudah turun dari genting, terlihat antrian yang sangat panjang di pintu masuk untuk naik ke genting, rupanya semakin sore, semakin ramai orang 2 yang menuju genting highland. Jatah kami naik bus, sesuai tiket jam 5 sore, Bus sangat ketat menjalankan jadwalnya, tetapi saya lihat bus yang akan berangkat masih kosong, akhirnya kami bernegosiasi untuk naik bus tersebut, Alhamdulillah, nego nya berhasil, sebagian teman saya berangkat duluan, dan kami janjian bertemu di Suria mega mall, tempat Twin Tower berada.
Picture
Petronas twin Tower berada d suria park, yang dikelilingi oleh air mancur menari.
Picture
Picture
Air mancur menari diwaktu malam tampak indah sekali berwarna-warni, banyak sekali yang duduk2 disekitar park sambil menikmati indahnya dan sejuknya angin malam, sebagian terlihat sambil membawa makanan untuk disantap bersama keluarganya.
Setelah makan malam di Suria mall, kamipun berpencar. Saya dan beberapa teman masuk Isetan mall. Tujuan utama membeli sandal yang enak dan nyaman untuk berjalan. Ada juga yang membeli sepatu dan tas, dengan kualitas yang sama dapat harga yang lebih murah. Kamipun mampir ke supermarketnya, membeli coklat untuk oleh2 teman yang tidak ikut. Beberapa memborong teh tarik dalam bentuk kemasan. Walaupun cape, wajah ibu-ibu terlihat happy, dengan menjinjing beberapa tas yang berisi hasil buruan....
Picture
Picture
Picture
0 Comments

Genting Highland...

6/26/2013

0 Comments

 
Picture
PictureBapak dan ibu Ustz. Zubaedi
Dari strawberry park membutuhkan waktu 15 menit untuk sampai Genting skyway station. Saya membeli tiket pp untuk cable car dan one way ticket bus untuk kepulangan. Tertera pada tiket kami harus turun jam 5 sore. Suasana cable car station terasa lenggang tidak ada antrian, jadi kami bisa langsung naik cable car. Alhamdulillah. (ingat pengalaman sebelumnya saya harus antri 45 menit untuk naik cable car, karena suasana lebaran, jadi banyak orang yang liburan). Terlihat teman2 semangat sekali untuk naikk cable car. Karena ada beberapa yang sudah sepuh, saya selipkan beliau2 diantara yang muda-muda (khawatir saja....). 

Picture
Saya sendiri satu cable car dengan kel.Ust.Zubaedi. Dan saya meyakinkan diri sendiri. Untuk yang ke dua kalinya, saya harus berani. Tdk boleh takut (pengalaman pertama kali naik cable car, sepanjang jalan mata terpejam, lutut bergetar, mulut komat kamit berdoa...nggak enjoy deh.. ;( ). Alhamdulillah, kalee ini berhasil menikmati pemandangan sekitar cable car, pandangan lurus kedepan, tidak lihat ke bawah, berusaha menenangkan diri. Malu juga sama bpk ust. kalau saya takut naik cable car, ha ha ha...). Menikmati pemandangan ini, kita harus bersyukur pada Allah SWT, yang telah menciptakan alam beserta isinya. Tausiahnya bpk ustd dalam cable car, cukup menenangkan hati saya untuk menikmati perjalanan dengan cable car sepanjang 3,38 km.

Picture
Picture
Picture
Selama 20 menit, kita akan disuguhi pemandangan hutan tropis yang cukup lebat. Cable car menanjak makin lama tinggi melalui lintasan kabel yang melengkung. Angin dingin menerobos celah-celah jendela yang sebenarnya sudah tertutup rapat. Udara Genting benar2 dingin karena berada diketinggian di atas 1000 m..Kalau berniat untuk mengunjungi outdoor parknya, jangan lupa membawa payung, jas hujan atau jacket. Karena hujan bisa turun dengan tiba2.
Picture
Suasana Genting Highland saat kami tiba tidak terlalu ramai, sehingga kami mendapatkan tempat duduk yang luas untuk makan siang, kali ini menu maksi nya bervariasi, karena kami boleh memilih menu yang kami suka. Harga makanan pun bervariasi, walau agak mahal, untuk dua ikan dan satu jenis sayuran bisa mencapai RM 15 - 20. Karena kami punya motto makan untuk sehat, ya sutralah...kt teman mah bayarnya sambil merem ha ha ha :)

Picture
Picture
Picture
Setelah menikmati sejuknya udara genting highland dan sekitarnya dan tentunya berfoto ria, sebelum pulang kami shalat terlebih dahulu, dan kamipun berdoa bersama semoga diberi kemudahan dan kelancaran dalam perjalanan pulang. Aamiin

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
0 Comments

Hari ke-2, 22 February 2013, Strawberry Park - Genting Highland - Petronas Twin Tower

6/26/2013

0 Comments

 
Picture
Semua kamar di Palmers Guesthouse, sebagian besar diisi oleh rombongan kami, ada yang satu kamar berdua, berempat dan berenam, saya dan panitia inti menempati kamar yang berenam, untuk memudahkan kami mengkoordinir perjalanan ini. Kami beruntung satu kamar dengan Ibu Nia, teman kami ini ahlinya akupuntur, selalu siaga dengan jarumnya :), saya sendiri malam itu agak susah tidur, efek dari minum teh tarik saat makan malam, akhirnya sayapun ditusuk beberapa jarum sekitar mata dan kepala saya, juga ada salah satu teman yang agak kurang enak badan, kena tusukan jarum juga. Walau kami berbincang-bincang sampai larut malam, kami tidak pernah lepas melaksanakan shalat malam,  dari pertamakali datang sampai kepulangan ke tanah air. Subhanalloh. Alhamdulillah, Shalat subuh pertama kami lakukan di Masjid Nagara, rencana awal kami akan shalat di masjid Jamek, sayangnya sedang direnovasi, jadi tidak ada kegiatan shalat dimasjid itu, letak masjid Jamek 10 menit berjalan kaki i penginapan kami.

Picture
Picture
Masjid Jamek, tampak luar dan dalam (sayangnya saat itu kami tidak bisa masuk karena dalam tahap renovasi, sekeliling masjid tertutup seng)
Masjid Nagara agak jauh dari penginapan, kurang lebih setengah jam kami berjalan, tetapi berjalan diwaktu subuh, menyehatkan, walau jalan raya masih terasa lenggang, di beberapa spot sudah mulai rame juga ada beberapa orang mulai menggelar dagangannya, masakan matang untuk bekal para pekerja, terlihat beberapa pejalan kaki berpakaian rapi untuk siap2 berangkat ke kantor, udara sejuk tidak terlalu dingin. Kami pun shalat subuh berjamaah dilanjutkan tausyiah dari Bapak Ust.Zubaedi, membuat perjalanan ini terasa berbeda buat saya.dan penuh makna.
Picture
Depan Masjid Nagara
Picture
Serius mendengarkan tausyiah dari Bapak Ust.Zubaedi, tentang rasa syukur dan niat yang kuat. Alhamdulillah, dengan niat yang kuat dan segala persiapannya, kami bisa sampai di Kuala Lumpur. Tausyiah ba'da subuh disekitar masjid Nagara.
Picture
Picture

Strawberry Park - Genting

Picture
Setelah sarapan, kamipun berangkat menuju Genting Highland dengan menggunakan MRT ke Gombak. Sayapun bersiap membeli tiket untuk menuju Genting, tetapi kami harus menunggu bus 1,5 jam yang akan membawa kami ke Genting. Sekitar loket tiket, banyak juga taksi2 yang menawarkan jasanya untuk ke Genting, dengan penawaran, kami akan diantar ke perkebunan strawberry dan pabrik coklat. Wow...penawaran yang menarik. Walau agak sedikit mahal, saya sarankan pakai taksi saja. Karena berdasarkan pengalaman sebelumnya menggunakan bus tidak mampir ke perkebunan strawberry tetapi akan langsung diantar ke Genting. 

Picture
Setelah berembuk dengan teman2, akhirnya kami sepakat menggunakan jasa taxi. Satu Cab taxi dan dua sedan taxi, cukup memuat kami 24 orang. Perjalanan menggunakan taxi ternyata lebih cepat. Tidak lama kami sudah diantar ke sebuah toko coklat. Oh, rupanya sudah ada kerjasama antara taxi drivers dengan toko tersebut. Banyak juga yang berkunjung ke toko tersebut, tokonya tidak terlalu besar, tetapi koleksi coklatnya komplit dan kami boleh mencicipi semua jenis coklat yang tersedia. Memang home made chokolate, hanya harganya menjadi agak mahal. Setelah menikmati dan membeli beberapa jenis coklat, kamipun menuju perkebunan strawberry

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Masuk kedalam strawberry park, kita akan melihat tanaman strawberry yag tertata rapi, dengan buahnya yang merah ranum siap untuk dipetik, dan kalau kita ingin memetiknya, akan disediakan keranjang kecil, hasil panen itu yang nantinya akan dihitung beratnya, tersedia juga strawberry juice, walau udara cukup panas, tetapi didalam park nya terasa sejuk, saat keluar kita akan melewati lorong yang panjang, melewati small zoo, small market hasil perkebunan seperti pumpkin/labu kuning dengan berbagai ukuran juga melewati penyemaian jamur kuping, toko coklat dengan berbagai rasa, cindera mata khas genting, ternyata lorongnya cukup panjang, semuanya tertata rapih, hampir dua jam kami mengelilingi strawberry park.

Picture
Picture
Picture
Picture
Picture
Labu kuning/pumpkin dengan berbagai ukuran, aneka ragam bunga2an, tanaman tomat, Jamur kuping dalam sekam,chocolate dengan berbagai rasa, ada rasa pepaya, manggo, kiwi dsb. Semua ini kita temui sepanjang lorong keluar strawberry park.
0 Comments
<<Previous

    Author

    Saya Tien Tresniati lahir dan besar di Bandung. Saya suka membaca puisi dan menulis. Semoga apa yang saya sampaikan melalui media web ini bermanfaat bagi Anda semua.

    Archives

    January 2018
    July 2016
    January 2016
    December 2015
    September 2015
    December 2014
    November 2014
    August 2014
    July 2014
    February 2014
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013

    Categories

    All
    Anak Anak
    Anak-anak
    Cahaya Hati
    Hikmah Doa
    Keluarga
    Sekolahku
    Seni Dan Budaya
    Travelling

    RSS Feed

Designed by GreatWebPortal.Com