tientresniati.com
  • Home
  • Travelling
  • Hobies
  • Sekolahku
  • Cahaya Hati
  • Umum
  • Blog

My Notes....

I write anything that might be useful for Readers...

Kirim komentar

Ciri-ciri Sifat Seorang Ayah Hebat....

12/12/2014

1 Comment

 
Picture
Untuk menjadi ayah tentu saja memerlukan sejumlah langkah dan usaha nyata. Langkah yang dimaksud bukan hanya menikah dan memiliki anak, namun lebih penting lagi adalah proses untuk memenuhi ciri-ciri sifat sebagai ayah.

Ada sejumlah karakteristik yang diperlukan untuk menjadi ayah, diantaranya adalah kepemimpinan, keteladanan, kehangatan, optimisme, kecerdasan, kekuatan sekaligus juga kelembutan.

1. Kepemimpinan

Kepemimpinan adalah salah satu karakter yang menonjol pada diri seorang ayah. Ia harus memimpin anak-anaknya menuju kebaikan. Ia harus memimpin rumah tangganya menuju surga. Di titik ini, ia dituntut memiliki karakter berikutnya yaitu keteladanan. Pemimpin tidak cukup hanya memerintah dan mengeluarkan arahan, namun ia harus memberikan contoh teladan dalam pemikiran, perasaan, perbuatan dan perkataan. Semua anak akan merasa senang apabila mereka dipimpin dengan penuh keteladanan oleh ayah mereka.
Picture
3. Optimisme

Seorang ayah juga dituntut memiliki optimisme dalam memandang dan mengarungi kehidupan. Sebagai nakhoda kapal keluarga, ia harus mengajak semua penumpang kapal untuk melawan ombak dan badai di tengah lautan kehidupan. Kendati ombak sangat besar dan badai datang silih berganti, seorang nakhoda harus tetap optimis akan bisa melalui semua rintangan tersebut dengan selamat dan sukses. Anak-anak akan memiliki semangat yang menyala apabila dipimpin oleh ayah yang penuh optimisme menghadapi tantangan kehidupan. Namun jika ayah menunjukkan pesimisme, pasti akan mengalir pula sifat ketakutan pada diri anak-anak. Mereka tidak percaya diri akan bisa mengalahkan ombak dan badai kehidupan.
Picture
4. Kecerdasan

Seorang ayah dituntut memiliki kecerdasan. Ayah yang cerdas, smart dan memiliki semangat menimba ilmu pengetahuan, akan membuat anak-anak bangga dan berbesar hati terhadap ayahnya. Banyak sekali peristiwa kehidupan yang harus disikapi dengan cerdas. Sejak anak-anak lahir, seorang ayah harus membimbing, mendidik, membina dan mengarahkan anak-anak agar menjadi salih dan salihah, menjadi anak-anak yang cerdas, menjadi anak-anak yang berkualitas. Mendidik memerlukan ukuran kecerdasan tertentu, maka hanya ayah cerdas yang bisa sukses membimbin dan mendidik anak-anaknya.
Picture
Picture
2. Kehangatan

Seorang ayah dituntut untuk memiliki kehangatan dalam pergaulan keseharian. Di dalam rumah, ia adalah salah satu pusat “kehidupan”. Jika ayah tidak memiliki kehangatan dalam interaksi dan komunikasi dengan anak-anaknya, akan menyebabkan suasana yang dingin bahkan bisa menjadi beku. Ayah harus memiliki suasana jiwa yang hangat, yang menyebabkannya pandai bergaul dengan penuh keakraban dan persahabatan dengan anak-anaknya. Suasana inilah yang menyebabkan anak-anak akan merasa betah tinggal di rumah dan nyaman berada di dekat ayah mereka.
Picture
Picture
5. Kekuatan

Seorang ayah juga harus memiliki kekuatan. Jadilah ayah yang kuat, bukan ayah yang lemah. Kuat bukan hanya dari segi fisik, namun juga kuat keimanan, kuat mental dan moral, kuat kemauan, kuat harapan dan cita-cita, kuat bekerja, kuat berkarya, kuat berproduksi dan kuat menafkahi. Ayah yang kuat akan membawa anak-anak menuju kepada kondisi yang kuat pula. Sebaliknya ayah yang lemah, akan cenderung menurunkan kelemahan pula kepada jiwa anak-anaknya.
Picture
6. Kelembutan

Pada saat yang bersamaan, ayah juga harus memiliki kelembutan. Kuat itu tidak sama dengan kasar. Kuat adalah karakter positif yang harus dimiliki ayah untuk mendewasakan dan mematangkan anak-anaknya. Namun itu semua dilakukan penuh dengan sikap kelembutan, tidak dengan kekasaran. Ayah yang lembut akan menyebabkan anak-anak merasa bahagia berada di sampingnya. Di dalam kelembutan inilah tersimpan kekuatan untuk mempengaruhi. Dengan sikap yang lembut, seorang ayah akan sangat kuat membawa jiwa anak-anak untuk menuju kepada sifat-sifat mulia.

Semoga kita menjadi ayah yang hebat, yang mempu membimbing keluarga menuju surga. Aamiin.
1 Comment

Nenek Rohma, pengumpul gelas dan botol bekas air mineral

12/1/2014

0 Comments

 
Picture
Malam  itu hujan turun lumayan deras. Dari dalam mobil di parkiran Masjid Az-Zikra, saya melihat seorang nenek yang membawa payung dan mukena yang dikepit diantara lengannya, berjalan menembus derasnya hujan menuju masjid untuk shalat isya dan tarawih berjamaah. Pandangan saya tidak lepas, sampai  sosok beliau yang berjalan terbungkuk menaiki anak tangga, menghilang masuk ke dalam masjid. Subhanalloh, saya kagum dengan semangat nenek itu untuk shalat berjamaah. Bisa jadi karena rumahnya dekat dengan komplek Az Zikra, tapi menembus hujan...MasyaAllah. Semoga Allah SWT merahmati setiap langkah nenek itu menuju mesjid dan memberinya kesehatan. Aamiin YRA.

Keesokan harinya sosok tua itu terlihat lagi sedang menyeret dua kantung besar plastik hitam. Saya yang sedang duduk di teras mesjid selesai mendengarkan ceramah subuh, langsung beranjak menghampiri beliau. Ternyata di ujung tangga sudah menumpuk kantung besar lainnya. Nenek Rohma namanya, sewaktu saya tanya nama beliau. Rumah nenek Rohma ini memang dekat dengan masjid. Nenek Rohma bilang, "Kata Bapak Ustadz Arifin, nenek harus selalu shalat di masjid." "kan sudah nenek2 mah boleh.... ", lanjutnya.

Dari ‘Abdullah bin Mas’ud, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
صَلاَةُ الْمَرْأَةِ فِى بَيْتِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى حُجْرَتِهَا وَصَلاَتُهَا فِى مَخْدَعِهَا أَفْضَلُ مِنْ صَلاَتِهَا فِى بَيْتِهَا
“Shalat seorang wanita di rumahnya lebih utama baginya daripada shalatnya di pintu-pintu rumahnya, dan shalat seorang wanita di ruang kecil khusus untuknya lebih utama baginya daripada di bagian lain di rumahnya” (HR. Abu Dawud 570. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Shalat wanita di rumah adalah pengamalan dari perintah Allah agar wanita diam di rumah. Namun demikian, jika wanita ingin melaksanakan shalat berjamaah di masjid selama memperhatikan aturan seperti menutupi aurat dan tidak memakai harum-haruman, maka janganlah dilarang.

Dari Salim bin Abdullah bin Umar bahwasanya Abdullah bin ‘Umar berkata : “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
لاَ تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمُ الْمَسَاجِدَ إِذَا اسْتَأْذَنَّكُمْ إِلَيْهَا
“Janganlah kalian menghalangi istri-istri kalian untuk ke masjid. Jika mereka meminta izin pada kalian maka izinkanlah dia” (HR. Muslim 442).


Setiap subuh nenek Rohma selalu shalat di masjid, biasanya dilanjutkan membaca Al Quran dan mendengarkan ceramah subuh, sampai waktu isroq/syuruq yaitu waktu matahari terbit dan beliaupun menegakkan shalat sunnah dua rakaat.

Barang siapa yang mengerjakan sholat subuh berjama’ah lalu duduk berdzikir kepada Allah sampai matahari terbit dan kemudian mengerjakan sholat 2 rakaat, maka pahala sholat itu baginya seperti pahala haji dan umrah,sepenuhnya,sepenuhnya,sepenuhnya.(HR. Tirmidzi )

Gelas dan botol bekas air mineral itu, beliau kumpulkan setelah shalat. Ketika saya tanyakan berapa keuntungan dengan mengumpulkan botol bekas, beliau menjawab, "murah sekali neng, satu karung hitam ini hanya dihargai seribu rupiah". Kaget juga saya mendengarnya. Kalau banyak orang lain juga yang mengumpulkan barang bekas, nenek Rohma hanya bisa mengumpulkan 5 kantung besar, hanya dapat lima ribu rupiah. "Cukup nek, untuk sehari-hari?" tanya saya kemudian." Alhamdulillah neng, cukup! Terkadang nenek masih dapat uang dari anak2, maupun dari masjid berupa shodaqoh, yang penting mah nenek sudah usaha, tidak menyusahkan orang lain, berapapun yang nenek dapat setiap harinya. Alhamdulillah selalu cukup. Kata ustadz juga, nenek harus selalu bersyukur dengan rezeki yang didapat, karena rezeki itu tidak hanya berupa uang saja. Nenek sehat juga itu rezeki", tambah beliau. 


Sayapun tertegun mendengarnya, nenek Rohma ternyata cerdas. Ilmu agama yg didapat dari mengikuti kajian di Masjid Az Zikra, benar2 beliau pahami dan dilaksanakan. Dan beliaupun selalu menjalankan shalat lima waktunya di masjid. Dengan mengumpulkan gelas/botol bekas air mineral pun, katanya sekalian menjaga kebersihan masjid. Subhanalloh, di usianya yang semakin senja,beliau tetap belajar mendalami ilmu2 agama dan semakin khusyu dalam melaksanakan ibadahnya. Semoga Allah selalu memberikan usia yang barokah kepada beliau dan kesehatan. Aamiin YRA.
0 Comments

    Author

    Saya Tien Tresniati lahir dan besar di Bandung. Saya suka membaca puisi dan menulis. Semoga apa yang saya sampaikan melalui media web ini bermanfaat bagi Anda semua.

    Archives

    January 2018
    July 2016
    January 2016
    December 2015
    September 2015
    December 2014
    November 2014
    August 2014
    July 2014
    February 2014
    November 2013
    October 2013
    September 2013
    August 2013
    July 2013
    June 2013

    Categories

    All
    Anak Anak
    Anak-anak
    Cahaya Hati
    Hikmah Doa
    Keluarga
    Sekolahku
    Seni Dan Budaya
    Travelling

    RSS Feed

Designed by GreatWebPortal.Com